Hanya matamu yang dapat membuatku tertunduk bisu
Kau mengalirkan resonansi yang menyengat hati
Getaran itu tak mampu membuatku padam
Sajak sajak bisu kembali terulang ketika angin meniupkan namamu
Oh Tuhan, ini begitu indah
Lebih indah dari mejikuhibiniu pelangi
Lebih indah dari instrumen Mozart
Lebih indah dari Monalisanya Davinci
Lebih indah dari taman firdaus Ini lebih dari sekedar itu
Tuhan, apa yang tengah aku rasakan?
Getaran ini kian membelenggu ketika sabit melengkungkan senyumannya
Degub jantungku kian berpacu melawan aliran darah yang membuatku resah
Apakah ini cinta?
Ah sudah lah,
aku tak mau menyebutnya cinta
Karena dia bisa saja membuat mawar putih berubah menjadi menjadi merah karena darah atau tangis
Aku tak mau memberi nama itu karena dia akan melukaiku seperti mawar yang melukai pemetiknya dengan duri
Sungguh aku tak mau menamakannya cinta
Biarlah sang perasa yang menafsirkan namanya
Tya
'









