Flash News

Sumber Informasi Tanpa Basa Basi

Mail Instagram Pinterest RSS
Main Menu

KISRUH JOKOWI DI UJIAN NASIONAL

Mulai dari Senin (14/4), seluruh peserta didik SMA/ MA/ SMK/ SMALB sederajat melaksanakan Ujian Nasional (UN) secara serentak di seluruh penjuru tanah air. Dan sejarah kembali berulang, Ujian Nasional kali ini kembali diwarnai kekisruhan bahkan membuahkan kegaduhan politik.

Jika ujian nasional tahun lalu dianggap carut-marut karena proses distribusi soal yang terlambat di sejumlah provinsi, maka Ujian Nasional untuk sekolah menengah tahun ini diributkan hanya karena terselip nama Gubernur DKI Jakarta, Ir. Joko Widodo di soal Bahasa Indonesia.

Badai pertanyaan, kritik  bahkan hujatan segera dialamatkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Moh. Nuh. Berbagai opini miring, isu politik, bahkan tuduhan kampanye gelap menjadi bumbu kekisruhan yang membuat suhu politik pasca pemilu legislatif memanas.

Ditanya tentang adanya biografi Jokowi di soal Ujian, Menteri Pendidikan menjawab “tidak tahu”. Pernyataan ini menambah deretan panjang polemik yag sebenarnya remeh-temeh ini. Memang, kewenangan penyusunan dan pengadaan soal Ujian Nasional ada pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Publik bertanya-tanya apakan dicantumkanya nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang juga calon Presiden dari PDI Perjuangan ini memenuhi standar etik dan tidak memberikan dampak politis terhadap peserta ujian nasional.

Sedangkan hierarki Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang membuat soal ujian tersebut berada di bawah komando Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jika M. Nuh tidak tahu, maka publik kembali bertanya soal  tugas evaluasi dan mekanisme pengawasan dalam penyusunan soal ujian nasional.

Atau jangan-jangan, dicantumkanya nama Jokowi adalah kesengajaan seperti anggapan mayoritas publik ? Entah apa yang ada dibalik itu, sesungguhnya ini adalah pelajaran paling berharga. Ujian nasional adalah momentum untuk mengimplementasikan prosesi pendidikan. Di dalamnya harus tertanam nilai kejujuran, sportifitas, netral, dan mengedepankan keluhuran ilmu pengetahuan untuk mengukur sejauh mana siswa belajar selama tiga tahun.

Nasi sudah menjadi bubur. Selamat menempuh ujian nasional !


Kontributor  : Ady  Ismavean