Flash News

Sumber Informasi Tanpa Basa Basi

Mail Instagram Pinterest RSS
Main Menu

WAJAH MURAM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Deretan peristiwa kembali mencoreng wajah pendidikan negeri ini. Tengoklah, mulai dari kasus pelecehan seksual di Jakarta International School (JIS), tawuran remaja, pornografi di sekolah, karut-marut Ujian Nasional hingga yang paling mutakhir, siswa yunior Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), tewas dianiaya seniornya.

Siswa asal Kota Medan bernama Dimas Dikita Handoko (19), meninggal pada Jum’at, 25 April 2014 setelah di aniaya seniornya. Dunia Pendidikan Tinggi kembali tercoreng.

Bukan kali ini saja kekerasan berujung kematian peserta didik mewarnai dunia pendidikan negeri ini. Beberapa tahun silam nama besar Institut Praja Dalam Negeri (IPDN) yang dulunya bernama STPDN juga digegerkan dengan kematian peserta didiknya akibat aksi kekerasan senior kepada yuniornya. Publik seolah disuguhi rentetan kekerasan yang terus berulang, bahkan membudaya.

Belum lagi kasus tawuran pelajar. Di kota besar macam Jakarta, Surbaya, Medan dan Makasar, tawuran pelajar atau mahasiswa acap kali terjadi  hampir setiap pekan. Masih segar dalam ingatan kita tawuran pelajar dua SMA favorit di Jakarta yang merenggut korban jiwa. Sungguh, dunia pendidikan Indonesia dalam kondisi darurat, seperti yang dinyatakan sendiri oleh Mendikbud Moh. Nuh.

Sejatinya, di ranah ilmu pengetahuan dan intelektual, kekerasan adalah mutlak haram. Atas nama apapun. Alasan mendisiplinkan hingga membela kebenaran, tidak bisa dijadikan argumentasi untuk membenarkan tindak kekerasan. Apalagi  alasan remeh temeh macam senggolan di konser dan dendam temurun antara senior-yunior.

Kesuraman pendidikan negeri ini bukan hanya berhenti di sini. Kontroversi kebijakan sertifikasi guru, nasib guru honorer, kisruh komersialisasi pendidikan, hingga prahara yang mewarnai pemberlakuan Kurikulum 2013

Para pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan mulai dari Satuan Pendidikan, Guru, Peserta didik dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seyogyanya melakukan refleksi dan evaluasi. Kemuraman wajah pendidikan Indonesia sudah di ambang mengkhawatirkan. Pendidikan adalah investasi, bukan hanya untuk Indonesia saat ini. Terpenting adalah wajah Indonesia esok, lusa dan selamanya.


Author : Ismavean