Pemilu 2014 tinggal menghitung hari. Masa
depan negeri ini “berada di ujung paku” tangan-tangan masyarakat yang akan memberikan hak suaranya pada 9 April untuk memilih calon legislatif. Wakil rakyat yang terpilih untuk duduk di kursi DPRD, DPD, dan DPRI-RI akan menentukan wajah negeri ini
lima tahun ke depan. Bukan tidak mungkin jika nanti yang terpilih adalah
wakil-wakil rakyat yang tidak sesuai dengan harapan. Lantas salah siapa ?
Data terakhir yang dihimpun dari record pemilihan umum pasca reformasi, jumlah pemilih golongan putih (GOLPUT) pada pemilu 2009 mencapai 29,6%. Jumlah yang meningkat dibanding pemilu 2004. Jumlah pemilih pada pemilu 2009 adalah 171.265.442 jiwa pemilih. Itu artinya jumlah pemilih golput pada pemilu 2009 mencapai 50 juta lebih jiwa pemilih. Jumlah yang tidak sedikit jika dibandingkan suara yang diperoleh peringkat pertama pemilu 2009 partai demokrat, yaitu hanya mencapai 21.703.137 jiwa pemilih atau tidak ada 50% dari jumlah yang lebih memiih untuk golput.
Melihat tingginya angka golput di pemilu-pemilu sebelumnya, akankah pemilu 2014 juga banyak pemilih golput?
Melihat fakta pada pemilu-pemilu sebelumnya, pemilih golongan putih didominasi para pemilih pemula dan para pemilih yang tinggal di perkotaan serta adanya pemilih yang beranggapan siapapun yang dipilih tidak akan menepati janji-janjinya. Padahal, jika sebagian masyarakat beranggapan seperti itu, dapat terjadi apatic syindrom atau sikap "masa bodoh" yang masif dan sistematis sehingga membahayakan kehidupan demokrasi di negeri ini. Dengan memberikan hak pilih alias tidak golput, masyarakat bisa memilih wakil terbaik dengan lebih mengenal calon wakilnya yang akan duduk di parlemen.
Jika masyarakat peduli dengan nasib bangsa ini, gunakanlah hak pilihnya untuk menenentukan wakil rakyat yang bisa menyalurkan aspirasi dan membawa misi perubahan yang lebih baik. Wakil rakyat yang mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan partai, suku, ras, agama dan golongan. Simpulan terpenting, jangan jadikan golput menjadi pilihan !.
Kontributor :
Solly









