Flash News

Sumber Informasi Tanpa Basa Basi

Mail Instagram Pinterest RSS
Main Menu

Listrik, Konsumtif atau Produktif ?

Enam puluh delapan warsa sudah Indonesia merdeka. Namun, masih banyak pedesaan yang belum terjangkau listrik. Di kota-kota besar listrik padam sehari, banyak perusahaan yang merugi. Namun lain halnya di pedesaan, ketika listrik sering padam maka akan menguntungkan mereka ketika membayar tagihan biaya pemakaian listrik.
Dengan adanya listrik di kota-kota besar dan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, menjadikan listrik sebagai sesuatu yang produktif dan mendukung pertumbuhan industri yang sangat pesat. Mulai dari usaha rumahan (home industry) sampai pabrik, hampir kesemuanya bergantung pada listrik. Terang saja, listrik padam satu hari banyak perusahaan yang rugi ratusan juta bahkan miliyaran  rupiah.
Di sisi lain, keberadaan listrik di pedesaan justru menumbuhkembangkan pola hidup konsumtif masyarakat. Tengok saja, di desa yang baru dipasang instalasi listrik, masyarakat akan berbondong-bondong membeli barang-barang elektronik. Mulai dari radio, tape, VCD Player, televisi dan lain-lain.
Dampak positif media elektronik tersebut adalah masyarakat akan lebih berpengalaman dengan mendengarkan atau menonton berita. Sedangkan dampak negatifnya bagi yang tidak suka menonton berita maka akan menjadi sesuatu yang "memiskinkan". Kenapa disebut seperti itu? yaitu karena hanya membuat masyarakat malas. Waktu yang seharusnya digunakan untuk bekerja, digunakan untuk menonton sinetron. Bahkan ada yang menonton televisi sampai larut malam, sehingga menjadikan malas bangun dan malas untuk berangkat kerja. Tagihan listrikpun membengkak.
Lantas, listrik akan menjadikan masyarakat konsumtif atau produktif? semua jawabannya ada pada realitas gaya hidup masyarakat. Kalaupun belum bisa menjadikan listrik produktif, maka jangan terlalu konsumtif dan memakai seperlunya saja.


Author : Suta Miracle