Flash News

Sumber Informasi Tanpa Basa Basi

Mail Instagram Pinterest RSS
Main Menu

Kisah : Raeni di Mata Orang Sekitarnya

Kebanyakan orang beranggapan untuk mengenyam pendidikan tinggi hanya bisa dirasakan oleh orang-orang kaya.
Tapi kisah yang satu ini akan membuktikan bahwa anggapan itu tidak berlaku lagi untuk mereka yang memiliki kemauan kuat, semangat kerja keras, dan pantang menyerah. Prestasi gadis ayu ini tengah penyedot perhatian publik dan telah tersebar luas melalui media massa. 

Raeni, wisudawati dengan predikat cum laude dengan IPK 3,96 lulusan Univesitas Negeri Semarang (UNNES) ini berasal dari keluarga tidak mampu. Ayahnya Mugiyono (55 tahun), bekerja sebagai tukang becak dan Ibunya seorang Ibu rumah tangga. Penhasilan dari menarik becak perhari berkisar Rp 10 ribu - Rp 50 ribu perhari. Guna menambah pendapatan keuangan keluarga, dia juga bekerja sebagai penjaga penjaga malam di sebuah sekolah dengan gaji Rp 450 ribu perbulan.

Raeni dikenal mempunyai pribadi alim. Setiap kali mendengar kumandang azan, gadis 21 tahun itu langsung menuju masjid. Hal ini diungkapkan ibu kos Raeni, Qayimah, 42 tahun. Kosan Raeni di Jalan Kalimasada Nomor 24, Semarang itu menjadi saksi bisu perjuangan Raeni menuju kesuksesan menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

"Ibadahnya rajin. Setiap ada azan, dia pasti langsung jalan ke masjid. Rajin mengaji. Sejak awal ke kosan ini, Raeni memang punya bekal agama yang kuat, " demikian ungkap Qoyimah seperti dilansir  VIVAnews.

Di balik pribadi alim, Raeni juga gadis yang mudah bergaul dengan sekitar. Dia dikenal baik oleh teman-temannya. Baik teman satu kos, maupun teman sebaya di sekitarnya. 
"Bahkan tiap kali mau ikut lomba, dia selalu minta doa restu dari saya. Dia sudah seperti anak saya sendiri di kos-kosan ini," kata Qoyimah.

Walau hanya sebagai ibu kos, Qoyimah mengaku sangat bangga dengan prestasi Raeni. Meskipun bukan hanya Raeni anak kosannya yang berprestasi dalam bidang akademik.
Kata Qoyimah, sebelum Raeni, ada seorang mahasiswi yang tinggal di kosannya juga mendapatkan prestasi luar biasa. "Sebelumnya sudah ada satu anak yang sekarang S2 di Inggris. Dia adalah anak seorang TKW di Arab," tuturnya.

Tinah, pemilik warung makan di sekitar kos Raeni juga punya cerita. Wanita 50 tahun itu mengaku heran dengan kecerdasan Raeni. 

"Kalau makan di sini tak pernah makan ikan atau daging. Makannya selalu tahu dan tempe. Tapi saya heran, kok bisa secerdas itu," ujarnya.

Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasinya. Wanita berparas ayu itu kerap memperoleh beasiswa Bidikmisi dengan indeks prestasi 4. Prestasi itu dipertahankan hingga ia lulus dan ditetapkan sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,96. Tekadnya bagai baja. Raeni berusaha meraih masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarga.

"Saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Inginnya ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi," kata gadis yang cita-citanya menjadi guru.

Selasa 10 Juni 2014, ribuan pasang mata serentak mengarah pada Raeni. Dia tiba ke lokasi wisuda dengan kendaraan yang tidak biasa. Bukan mobil mewah atau kendaraan bermotor lainnya. Raeni diantar oleh ayahnya, menggunakan becak. Ayah Raeni memang bekerja sebagai tukang becak yang setiap hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal

Kontributor : Soulmate