![]() |
| Fenomena Mudik di Balangdesh (Substansi.Com) |
Mudik merupakan tradisi mobilitas massa dari tempat perantauan menuju kampung halaman.
Umumnya, mudik terjadi saat hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal,
Tahun Baru, Waisak dan Nyepi. Bagi para buruh migran, mudik ke kampung halaman kemudian
berkumpul bersama keluarga adalah hal yang sangat menggembirakan. Kata mudik sendiri berasal dari bahasa Jawa ngoko : "mulih dilik" yang bermakna pulang sebentar.
Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, saat menjelang hari
raya Idul Fitri adalah mobilitas mudik terpadat di dunia. Ketika bulan puasa
berakhir, para perantau, buruh migran, hingga pejabat yang dinas di kota-kota
besar akan berbondong-bondong untuk mudik dan merayakan Idul Fitri bersama
dengan sanak keluarga.
Ternyata tradisi mudik bukan
hanya ada di Indonesia. Meskipun tidak memakai istilah “mudik”, fenomena pulang
kampung secara serentak pada hari besar tertentu juga terjadi di beberapa
negara. Berikut negara-negara yang masyarakatnya juga melaksanakan tradisi pulang
kampung menjelang peringatan hari besar tertentu.
1. Jepang
Di negeri matahari terbit, tradisi mudik
tahunan terjadi ketika hari Obon. Tradisi setiap 15 Juli ini menurut
kepercayaan warga setempat adalah tradisi untuk menyambut kedatangan arwah
leluhur. Meskipun bukan termasuk libur nasional, banyak warga yang menyempatkan
untuk mudik dan berkumpul bersama keluarga.
2. Bangladesh
Sama seperti di Indonesia, tradisi mudik di Bangladesh juga ketika
Idul Fitri. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduknya juga beragama Islam.
Transportasi yang mereka gunakan kebanyakan adalah kereta api.
3.
Negara-negara
di Eropa
Mayoritas penduduk di benua Eropa adalah beragama kristen, maka
tidak heran ketika hampir tanggal 25 desember banyak yang pulang ke kampung
halaman. Agar bisa berkumpul bersama di hari natal.
Author : Sutaryono









