Flash News

Sumber Informasi Tanpa Basa Basi

Mail Instagram Pinterest RSS
Main Menu

Menimbang Prabowo vs Jokowi Menuju Mimbar RI 1

Geliat politik menuju panggung  istana semakin memanas. Pasca pemilu legislatif, elit partai politik telah melakukan berbagai manuver guna menghimpun koalisi dan menimang-nimang siapa yang kelak akan dijagokan untuk bertarung di gelanggang pemilihan presiden pada Juli mendatang. Dan, kini pertanyaan itu terjawab sudah. Dua pasangan terbaik telah mendeklarasikan diri sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Adalah Prabowo Subianto, ketua dewan pembina Partai Gerindra, mantan Komandan Jenderal Kopasus, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan putra begawan ekonomi Indonesia Profesor Soemitro Djojohadikusuma sebagai kandidat calon Presiden. Ia yang juga ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) menggandeng ketua umum Partai Amanat Nasional, mantan menteri koordinator bidang perekonomian Hatta Rajasa sebagai calon wakilnya. Meski belum resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum, dwitunggal Prabowo – Hatta telah didukung oleh beberapa partai, yaitu Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB dan Golkar.

Sementara itu, sebagai rival berat adalah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang menggandeng mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Cawapres. Duet Jokowi – JK ini didukung oleh PDI Perjuangan, Nasdem, dan PKB.

Secara matematis, dukungan partai politik kepada Prabowo – Hatta lebih unggul ketimbang dukungan partai terhadap Jokowi – JK. Sedangkan menurut survay elektabilitas, kedua pasangan itu hampir sepadan atau saling mengikuti satu sama lain. Pantauan redaksi Substansi.com terhadap hasil beberapa lembaga survay, elektabilitas Jokowi sedikit mengungguli Prabowo dengan selisih 8%. Hasil survay selalu dinamis bahkan tidak bisa dijadikan pedoman yang shahih untuk memprediksi pilihan rakyat sesungguhnya. Banyak lembaga survay abal-abal, meskipun banyak yang memiliki integritas dan dapat dipercaya.

 Jika sampai dengan akhir pendaftaran bakal Capres – Cawapres di KPU, Partai Demokrat belum menentukan sikap, maka hampir dipastikan Pilpres 5 Juli mendatang hanya diikuti oleh dua pasang calon. Masyarakat Indonesia tinggal menimbang dengan seksama dan menentukan siapakan yang paling pantas menjadi nahkoda republik ini selama lima tahun ke depan.

Prabowo Subianto dikenal sebagai sosok yang tegas karena ia dari kalangan militer. Misi ekonomi kerakyatan dan menjadikan Indonesia berdikari  di bidang ekonomi adalah janji yang ditawarkan Prabowo dalam setiap orasi politiknya. Sosok Bung Karno kembali dihidupkan dan menjadi icon untuk mengingat kembali soal misi prolamator RI tersebut. Ya, berdikari, ekonomi kerakyatan, dan marhaenisme adalah slogan Bung Karno dalam membangkitkan mimpi Indonesia. Prabowo mungkin tidak salah memilih kandidat Cawapres, karena Hatta Rajasa adalah arsitek ekonomi dan sudah berpengalaman karena ia adalah mantan Menteri Koordinator Bidang Prekonomian.

Di lain pihak, nama Gubernur DKI Joko Widodo berikut elektabilitasnya sudah tidak diragukan lagi. Kesuksesan kepemimpinanya sejak menjabat sebagai Walikota Surakarta melambungkan namanya. Capres dari PDIP tersebut terkenal dengan gaya blusukan dan tidak banyak bicara. Berbagai penghargaan baik dari goverment dan kalangan swasta telah diraih Jokowi. Ia juga merupakan sosok yang dekat dengan rakyat. Nama besar Joko Widodo bahkan meredupkan nama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Sama seperti Prabowo, Jokowi juga mengusung isu ekonomi kerakyatan dan membela wong cilik sebagai jargon andalan. Dengan menduetkan Jokowi dengan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berpengalaman, pasangan ini juga optimis bakal merengkuh hati rakyat dan melenggang menuju podium istana.

Namun demikian, semua kembali di tangan rakyat. Inilah momentum kedaulatan rakyat dan saatnya rakyat bicara. Tentukan pilihan dengan cerdas, bijak dan penuh pertimbangan. Demokrasi yang sehat dan jernih adalah pilihan rakyat  yang tidak melacurkan diri dengan pragmatisme kotor macam politik uang dan kampanye hitam yang saling menusuk, menjegal, menyerang dan menghalalkan segala cara. Saatnya buktikan demokrasi Indonesia yang santun, simpatik, tenang dan damai. Semoga hajatan Pilpres 5 Juli mendatang berlangsung nyaman, aman, dan damai dengan hasil terbaik. Rakyat Indonesia mangga kersa memilih putra terbaik bangsa sesuai pilihan hati.


Author : Adi Ismavean