Geliat politik menuju
panggung istana semakin memanas. Pasca
pemilu legislatif, elit partai politik telah melakukan berbagai manuver guna menghimpun
koalisi dan menimang-nimang siapa yang kelak akan dijagokan untuk bertarung di
gelanggang pemilihan presiden pada Juli mendatang. Dan, kini pertanyaan itu
terjawab sudah. Dua pasangan terbaik telah mendeklarasikan diri sebagai Calon
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Adalah Prabowo
Subianto, ketua dewan pembina Partai Gerindra, mantan Komandan Jenderal
Kopasus, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan putra begawan
ekonomi Indonesia Profesor Soemitro Djojohadikusuma sebagai kandidat calon
Presiden. Ia yang juga ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI)
menggandeng ketua umum Partai Amanat Nasional, mantan menteri koordinator bidang
perekonomian Hatta Rajasa sebagai calon wakilnya. Meski belum resmi
mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum, dwitunggal Prabowo – Hatta telah
didukung oleh beberapa partai, yaitu Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB dan Golkar.
Sementara itu, sebagai
rival berat adalah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang menggandeng mantan
Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Cawapres. Duet Jokowi – JK ini didukung oleh
PDI Perjuangan, Nasdem, dan PKB.
Secara matematis,
dukungan partai politik kepada Prabowo – Hatta lebih unggul ketimbang dukungan
partai terhadap Jokowi – JK. Sedangkan menurut survay elektabilitas, kedua
pasangan itu hampir sepadan atau saling mengikuti satu sama lain. Pantauan
redaksi Substansi.com terhadap hasil beberapa lembaga survay, elektabilitas
Jokowi sedikit mengungguli Prabowo dengan selisih 8%. Hasil survay selalu
dinamis bahkan tidak bisa dijadikan pedoman yang shahih untuk memprediksi
pilihan rakyat sesungguhnya. Banyak lembaga survay abal-abal, meskipun banyak
yang memiliki integritas dan dapat dipercaya.
Jika sampai dengan akhir pendaftaran bakal
Capres – Cawapres di KPU, Partai Demokrat belum menentukan sikap, maka hampir
dipastikan Pilpres 5 Juli mendatang hanya diikuti oleh dua pasang calon.
Masyarakat Indonesia tinggal menimbang dengan seksama dan menentukan siapakan
yang paling pantas menjadi nahkoda republik ini selama lima tahun ke depan.
Prabowo Subianto
dikenal sebagai sosok yang tegas karena ia dari kalangan militer. Misi ekonomi
kerakyatan dan menjadikan Indonesia berdikari
di bidang ekonomi adalah janji yang
ditawarkan Prabowo dalam setiap orasi politiknya. Sosok Bung Karno kembali
dihidupkan dan menjadi icon untuk mengingat kembali soal misi prolamator RI
tersebut. Ya, berdikari, ekonomi kerakyatan, dan marhaenisme adalah slogan Bung
Karno dalam membangkitkan mimpi Indonesia. Prabowo mungkin tidak salah memilih
kandidat Cawapres, karena Hatta Rajasa adalah arsitek ekonomi dan sudah
berpengalaman karena ia adalah mantan Menteri Koordinator Bidang Prekonomian.
Di lain pihak, nama
Gubernur DKI Joko Widodo berikut elektabilitasnya sudah tidak diragukan lagi.
Kesuksesan kepemimpinanya sejak menjabat sebagai Walikota Surakarta
melambungkan namanya. Capres dari PDIP tersebut terkenal dengan gaya blusukan dan tidak banyak bicara. Berbagai
penghargaan baik dari goverment dan
kalangan swasta telah diraih Jokowi. Ia juga merupakan sosok yang dekat dengan
rakyat. Nama besar Joko Widodo bahkan meredupkan nama Ketua Umum PDIP Megawati
Soekarnoputri.
Sama seperti Prabowo,
Jokowi juga mengusung isu ekonomi kerakyatan dan membela wong cilik sebagai jargon andalan. Dengan menduetkan Jokowi dengan
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berpengalaman, pasangan ini juga optimis
bakal merengkuh hati rakyat dan melenggang menuju podium istana.
Namun demikian, semua
kembali di tangan rakyat. Inilah momentum kedaulatan rakyat dan saatnya rakyat
bicara. Tentukan pilihan dengan cerdas, bijak dan penuh pertimbangan. Demokrasi
yang sehat dan jernih adalah pilihan rakyat
yang tidak melacurkan diri dengan pragmatisme kotor macam politik uang dan
kampanye hitam yang saling menusuk, menjegal, menyerang dan menghalalkan segala
cara. Saatnya buktikan demokrasi Indonesia yang santun, simpatik, tenang dan
damai. Semoga hajatan Pilpres 5 Juli mendatang berlangsung nyaman, aman, dan
damai dengan hasil terbaik. Rakyat Indonesia mangga kersa memilih putra terbaik bangsa sesuai pilihan hati.
Author : Adi Ismavean









