Substansi.com - Sebagai
wujud perayaan kemenangan bagi setiap muslim yang telah berhasil menempuh masa
orientasi selama satu bulan, banyak tradisi yang dirayakan oleh kaum muslim di
seluruh dunia. Baik yang berasal dari tuntunan Islam maupun yang berasal dari
adat daerah. Apapun jenis perayaan itu, yang terpenting kebiasaan itu dapat member
manfaat dan tidak menyimpang dari kaidah-kaidah Islam.
Sangat
disayangkan jika euphoria kemenangan ini justru dimanfaatkan untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat, bahkan bisa dikatakan tradisi jahiliah (kebodohan). Apa saja
tradisi yang menyimpang itu? Masi kita kupas satu persatu.
1.
Petasan dan
kembang api
Pada mulanya, perayaan
pesta menggunakan kembang api ini dilakukan oleh orang-orang non muslim seperti
Nasrani, Yahudi, dan lain-lain. Di Indonesia, beberapa tahun ini mulai marak
perayaan Idul Fitri dengan pesta kembang api. Tak tanggung tanggung, banyak pecinta
kembang api ini rela menggelontorkan uang hingga jutaan rupiah hanya untuk
kepuasan sesaat. Di samping itu, petasan dan kembang api ini juga termasuk
permainan berbahaya. Sudah banyak kita mendapati kejadian tragis baik di
lingkungan sekitar maupun berita di media masa. Ada yang tangannya nyaris
hancur karena ledakan petasan, hingga kebakaran yang diakibatkan petasan.
2.
Mini meriam
Permainan ini
sebenarnya hampir sama sifatnya dengan petasan. Pengguna mainan ini akan merasa
puas dengan ledakan-ledakan menghentak tanpa peduli apakah tetangga tertanggu
atau tidak. Jenis permainan yang menggunakan bahan bakar spiritus ini mengalami
perubahan material. Yang dahulu menggunakan bambo, kini bahannya cukup
menggunakan potongan paralon dan botol plastik. Mainan ini juga termasuk
permainan yang berbahaya karena dapat meledak dan membahayakan penggunanya.
3.
Konvoi
Mungkin sebagian orang
tua menginginkan anak-anaknya meneruskan kebiasaan mereka, merayakan malam 1
syawal dengan mengumandangkan takbir di masjid, atau berkeliling kampung dengan
membawa obor seraya menyerukan takbir. Namun sungguh ironi jika kita mengamati
kebiasaan beberapa tahun belakangan ini. Pemuda pemudi dengan wajah sumringah
dan angkuh berboncengan sambil geber-geberan
knalpot bising. Mungkin bagi mereka itu suatu kebanggaan dan kepuasan
tersendiri. Tapi apakah begini yang diajarkan untuk umat Islam dalam
mengekspresikan kegembiraan? Kebiasaan ini hanya akan membawa pelakunya lupa
makna hari kemenangan. Bahkan pada saat itu mungkin sedang merasa akan hidup
selamanya dan hidup tanpa batas.
4.
Belanja
berlebihan
Ada istilah cari
setahun untuk dimakan satu hari. Maksudnya, mencari rejeki kemudian ditabung
selama satu tahun tujuannya unuk dinikmati pada hari Idul Fitri. Tak heran jika
menjelang lebaran banyak orang berduit meramaikan pasar. Dari membeli pakaian,
makanan, hingga perhiasan. Bolehkan kita belanja untuk yang demikian? Tentu saja
boleh, asal disesuaikan dengan kebutuhan secukupnya. Bukan berlebih-lebihan.
5.
Berhutang
Bagi yang tidak sempat
menabung, cara ini digunakan sebagai spekulasi untuk memenuhi keinginan. Didorong
keinginan untuk menyamai tetangga, sampai merelakan barang berharga sebagai
jaminan pinjaman uang. Kebiasaan inilah yang mendorong seseorang jatuh terlilit
hutang. Hanya demi memenuhi keinginan sesaat, sengsara di kemudian hari.
Sungguh,
Islam tidak mengajarkan yang demikian. Alangkah indah jika kita memiliki uang
lebih, bagikanlah untuk saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan. Mari kita
rubah kebiasaan buruk ini dengan kebiasaan sedekah. Apakah tidak malu jika umat
Islam dikatakan umat yang miskin?
Banyak
orang tidak segan mengeluarkan uang ratusan ribu hanya untuk dibakar sekejap,
sedangkan untuk kotak amal? Mungkin setelah lihat dompet tidak ada uang
seribuan lebih baik tidak mengisi kotak amal. Apa lagi untuk disedekahkan
kepada saudara kita yang masih kurang mampu? Bukankah mereka juga berhak atas
sebagian rejeki yang Alloh berikan untuk kita?ini salah satu sebab mengapa yang
kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Sementara di pasar para pedagang
yang diuntungkan, para pebisnis besar yang dijejali uang hingga sesak buku
tabungannya.
Semoga
umat Islam menjadi kaum yang maju, baik segi ekonomi maupun segi moral
(akhlak). Selamat merayakan hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.
Author
: Soulmate









