Flash News

Sumber Informasi Tanpa Basa Basi

Mail Instagram Pinterest RSS
Main Menu

5 Tradisi Perayaan Idul Fitri Yang Menyimpang

Substansi.comSebagai wujud perayaan kemenangan bagi setiap muslim yang telah berhasil menempuh masa orientasi selama satu bulan, banyak tradisi yang dirayakan oleh kaum muslim di seluruh dunia. Baik yang berasal dari tuntunan Islam maupun yang berasal dari adat daerah. Apapun jenis perayaan itu, yang terpenting kebiasaan itu dapat member manfaat dan tidak menyimpang dari kaidah-kaidah Islam.

Sangat disayangkan jika euphoria kemenangan ini justru dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, bahkan bisa dikatakan tradisi jahiliah (kebodohan). Apa saja tradisi yang menyimpang itu? Masi kita kupas satu persatu.

1.      Petasan dan kembang api
Pada mulanya, perayaan pesta menggunakan kembang api ini dilakukan oleh orang-orang non muslim seperti Nasrani, Yahudi, dan lain-lain. Di Indonesia, beberapa tahun ini mulai marak perayaan Idul Fitri dengan pesta kembang api. Tak tanggung tanggung, banyak pecinta kembang api ini rela menggelontorkan uang hingga jutaan rupiah hanya untuk kepuasan sesaat. Di samping itu, petasan dan kembang api ini juga termasuk permainan berbahaya. Sudah banyak kita mendapati kejadian tragis baik di lingkungan sekitar maupun berita di media masa. Ada yang tangannya nyaris hancur karena ledakan petasan, hingga kebakaran yang diakibatkan petasan.

2.     Mini meriam
Permainan ini sebenarnya hampir sama sifatnya dengan petasan. Pengguna mainan ini akan merasa puas dengan ledakan-ledakan menghentak tanpa peduli apakah tetangga tertanggu atau tidak. Jenis permainan yang menggunakan bahan bakar spiritus ini mengalami perubahan material. Yang dahulu menggunakan bambo, kini bahannya cukup menggunakan potongan paralon dan botol plastik. Mainan ini juga termasuk permainan yang berbahaya karena dapat meledak dan membahayakan penggunanya.

3.     Konvoi
Mungkin sebagian orang tua menginginkan anak-anaknya meneruskan kebiasaan mereka, merayakan malam 1 syawal dengan mengumandangkan takbir di masjid, atau berkeliling kampung dengan membawa obor seraya menyerukan takbir. Namun sungguh ironi jika kita mengamati kebiasaan beberapa tahun belakangan ini. Pemuda pemudi dengan wajah sumringah dan angkuh berboncengan sambil geber-geberan knalpot bising. Mungkin bagi mereka itu suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri. Tapi apakah begini yang diajarkan untuk umat Islam dalam mengekspresikan kegembiraan? Kebiasaan ini hanya akan membawa pelakunya lupa makna hari kemenangan. Bahkan pada saat itu mungkin sedang merasa akan hidup selamanya dan hidup tanpa batas.

4.     Belanja berlebihan
Ada istilah cari setahun untuk dimakan satu hari. Maksudnya, mencari rejeki kemudian ditabung selama satu tahun tujuannya unuk dinikmati pada hari Idul Fitri. Tak heran jika menjelang lebaran banyak orang berduit meramaikan pasar. Dari membeli pakaian, makanan, hingga perhiasan. Bolehkan kita belanja untuk yang demikian? Tentu saja boleh, asal disesuaikan dengan kebutuhan secukupnya. Bukan berlebih-lebihan.

5.     Berhutang
Bagi yang tidak sempat menabung, cara ini digunakan sebagai spekulasi untuk memenuhi keinginan. Didorong keinginan untuk menyamai tetangga, sampai merelakan barang berharga sebagai jaminan pinjaman uang. Kebiasaan inilah yang mendorong seseorang jatuh terlilit hutang. Hanya demi memenuhi keinginan sesaat, sengsara di kemudian hari.

Sungguh, Islam tidak mengajarkan yang demikian. Alangkah indah jika kita memiliki uang lebih, bagikanlah untuk saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan. Mari kita rubah kebiasaan buruk ini dengan kebiasaan sedekah. Apakah tidak malu jika umat Islam dikatakan umat yang miskin?

Banyak orang tidak segan mengeluarkan uang ratusan ribu hanya untuk dibakar sekejap, sedangkan untuk kotak amal? Mungkin setelah lihat dompet tidak ada uang seribuan lebih baik tidak mengisi kotak amal. Apa lagi untuk disedekahkan kepada saudara kita yang masih kurang mampu? Bukankah mereka juga berhak atas sebagian rejeki yang Alloh berikan untuk kita?ini salah satu sebab mengapa yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Sementara di pasar para pedagang yang diuntungkan, para pebisnis besar yang dijejali uang hingga sesak buku tabungannya.

Semoga umat Islam menjadi kaum yang maju, baik segi ekonomi maupun segi moral (akhlak). Selamat merayakan hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.



Author : Soulmate