Di Indonesia, Idul
Fitri teramat istimewa. Sederet warna-warni tradisi menghiasi hari kemenangan,
mulai dari mudik, sowan, sungkeman, hingga halal bi halal. Kesemuanya adalah
tradisi made in Indonesia yang memiliki nilai keluhuran budaya dan
kearifan lokal.
Sowan dan sungkeman
pada awalnya merupakan tradisi masyarakat Jawa. Kultur ini kemudian diadopsi
oleh masyarakat Islam di hari raya Idul Fitri sebagai bentuk dharma bakti
kepada kedua orang tua dan kaum sepuh. Nilai kearifan lokal yang terkandung
dalam tradisi sowan dan sungkeman adalah intensitas penghormatan kepada orang
tua yang begitu tinggi, sejalan dengan nash al Qur’an dan al hadits. Ironisnya,
tradisi ini kian redup seiring
tertariknya generasi muda terhadap budaya asing macam genre aliran
musik yang tidak jelas dan tidak Islami.
Halal bi halal juga
hanya ada di Indonesia. Istilah yang menggunakan bahasa Arab ini justru tidak
ada di negara Timur-Tengah. Halal bi halal yang bermakna halal dengan halal
adalah istilah unik yang menjadi tradisi khas Indonesia. Di negara-negara Arab
sendiri, Idul Fitri tidak begitu semarak seperti di Indonesia.
Makna yang begitu
mendalam dari tradisi halal bi halal adalah sikap untuk saling memaafkan,
menghapus kebencian, merajut persaudaraan dan meningkatkan kebaikan. Dalam satu
tahun yang telah lalu, tentu banyak sekali peristiwa yang meninggalkan
ketikdaknyamanan, perselisihan, bahkan sengketa. Baik kepada sesama manusia
maupun alam. Para petani contohnya. Ketika menanam padi, tidak semua usahanya
dinikmati sang petani sendiri. Ada sebagian yang dimakan tikus, wereng, atau
bahkan dicuri orang. Saat Idul Fitri, sang petani harus membuang segala gundah
dan kekecewaan serta ikhlas dan bersyukur kepada Allah SWT. Dan inilah halal bi
halal serta wujud kembali pada fitroh atau kesucian.
Kearifan lokal lainya
adalah betapa tingginya nilai solidaritas di kalangan umat muslim Indonesia. Di
tengah budaya modern yang cenderung individual, apatis, dan materialis, halal
bi halal mengajarkan kembali tentang bagaimana pentingnya persaudaraan dalam
menapaki kehidupan yang kian terjal.
Mari, ikhlaskan hati,
jadikan jiwa kembali ke fitri. Selamat hari raya Idul Fitri 1435 Hijriyah.
Author : Adi Ismawan









